<body>

posted by angel_with_dirty_face @ 4:43 PM
Thursday, April 24, 2008
Chapter One:
GOOD PAGI SELAMAT MORNING!

”Yani minggu depan mau menikah tuh, barusan ibunya datang nganter undangan. Rut juga ga lama lagi, Nova anak Pak Dingin mau ngembah belo selambar (baca: tunangan) besok. Hari Rabu nanti Eva akan di berkati di gereja kita, dengan bule Prancis lagi....” ujar ibuku pagi ini sambil menyiapkan sarapan pagi buatku.
So what?” jawabku dalam hati. Aku ga peduli mau berapa banyak tetanggaku yang akan menikah.
This is my life! Aku bebas menentukan kapan aku akan menikah, dengan siapa aku akan menikah, pada usia berapa aku akan menikah, atau apakah aku akan menikah???

“ Kamu tunggu apa lagi ?, di daerah ini tinggal kamu yang belum menikah,” lanjut ibuku.
“ Masih banyak, kok ,” jawabku sekenanya. “ Siapa aja?” tanya ibuku.
“ Tuh Mama liat, si Rita, kak Oster, Tita, dan Evi-adiknya-Bibi-Ros, mereka bahkan lebih tua usianya dari aku”, jawabku sembari memberi deretan nama tetanggaku yang belum menikah.

“Ngapain ikutin mereka, bentar lagi usia kamu 29, kamu udah bisa memikirkan untuk berumah-tangga. Emang di kantor kamu ga ada pria lajang yang sebaya denganmu? Apa ga ada bule-bule yang se usia denganmu?”
”heehhhhhhhhhhhhhhhh....emang Mama kira gampang? Tuh Bu Indah dah mau 50 juga belum menikah,” jawabku berangsut pergi sambil menyambar handuk di kursi.

Aku bosan dengan pertanyaan yang itu-itu saja dilontarkan ibuku. Apa dia ga bosan juga menayakan hal yang sama terus.

Aku heran, apa sih hebatnya menikah?
Kenapa aku harus ikut –ikutan menikah saat semua tetangga rame-rame menikahkan anaknya bulan ini. Apakah kehidupan akan berakhir dengan pernikahan?
Begitu kamu lahir, sekolah, bekerja kemudian menikah . Apakah itu sudah menjadi pakem di kehidupan ini.
Sampai saat ini aku belum menemukan alasan yang tepat untuk menikah. Aku bahkan belum menemukan pria yang tepat untuk diajak menikah . Aku sendiri masih menikmati dunia lajangku.

Aku pernah menanyakan ke beberapa teman alasan mereka menikah. Banyak juga yang bingung menjawab. Sebagian menjawab seperti ini : ” Daripada pacaran lama-lama dan berjinah, mending menikah aja” ( jadi mereka menikah untuk sex semata, dong! ). Trus yang lain bilang begini : ” Memang harus begitu, manusia diciptakan berpasangan , dan memenuhi bumi.”

Hmm....aku ga kebayang kalau suatu saat nanti menikah.
Setiap bangun pagi menemukan orang yang sama di sampingmu, apa ga bosen ???
Pada saat kamu menikahinya karekter asli yang selama masa pacaran disembunyikan setelah menikah mulai terkuak. Kamu yang pembersih hidup se-atap dengan pria yang berantakan dan ga mau tahu dengan kerapian. Kamu yang terbiasa tidur di bawah cahaya lampu temaram harus pasrah menuruti keinginan pasanganmu yang terbiasa dengan lampu terang benderang, belum lagi suara dengkurannya setiap malam.
Huh….aku benar – benar ga siap dengan semua itu.

“Ayna………………,” teriakan ibuku menyadarkan aku dari lamunan ” Tita udah nunggu kamu di depan. Kamu ga kerja hari ini? “
“Suruh tunggu,’aku mulai bergegas memasukan barang-barangku ke dalam tas.
“Lama sekali sih, kamu!. Udah ga ngapa-ngapain tapi tetep aja terlambat ke kantor, heran deh anak gadis jaman sekarang. “ omel ibuku panjang lebar.

Aku ga peduli dengan omelannya pagi ini, dan ngeloyor pergi . Tapi sayup-sayup aku masih mendengar omelan ibuku,” Gimana mau kawin, kalo setiap pagi masih harus di bangunin”.

Akhirnya ibuku menemukan jawabnya kenapa aku belum menikah juga.



It's all about me
Shayna Dorothy, a single woman aged 20-sumthing (almost 30 actually), who is trying to survive in this hollow world
It’s all about my world, my happiness, my sadness, my sigh, my tears
It’s just my life… No doubt about it!

The people
link
Daydreamer #1: Elsanov
Daydreamer #2: Rossie
BLOGGER
FS
Facebook
the blogskins
world of art
tag board free


Free chat widget @ ShoutMix
Spit it out here

REMINISCENCE
July 2004
April 2008
October 2008


original styles
diet information

Readers number